Jumat, 16 April 2010

seks dan mistik

Seks adalah sesuatu tindakan yang
magis. Sebab pada hakikatnya
perilaku seks adalah mengelola
energi universal, energi alam dan
energi individu. Ketika kita berbicara
tentang seks yang mistis, kita
berbicara tentang pengetahuan
menggunakan energi seksual dalam
diri kita agar mampu kita menej
untuk bersatu dengan Ilahi.
Ada beberapa kunci dalam hal ini,
dan kunci itu adalah mengakui
bahwa kita adalah seks. Perasaan
seksual itu bukan sesuatu yang
terpisah. Seks adalah diriku dan
diriku adalah seks. Marilah kita kaji
hubungan intim antara seksualitas
dan ekstase mistik. Kesenangan
seksual sesungguhnya selalu
bersifat ruhani. Tetapi budaya kita
telah menyempitkan makna seks itu
ke satu tindakan reproduksi,
mekanistis, kadang-kadang hanya
untuk menuruti hasrat kelamin dan
sangat sedikit kasus, dengan
kenikmatan yang luar organik,
hingga mencapai tahap emosional,
dan seterusnya.
Untuk para mistikus, seks adalah
seni puisi, musik, ekstasi,
pengabdian, ibadah, dan
kepasrahan. Bagi kalangan mistikus,
kuncinya adalah bagaimana mampu
mengelola energi seksual. Dalam
energi itu terletak gambaran dan
citra diri ideal, pria dan wanita yang
sempurna. Termasuk juga orang-
orang suci.
Banyak dari kita sudah tahu jika seks
sebenarnya sesuatu yang harus
disinari dengan kebijaksanaan. Di
dalam hubungan seks, sering terjadi
pengalaman yang ajaib, mistis dan
artistik. Kita bisa mulai menghargai
keindahan tubuh pasangan sebagai
manifestasi Kemahasempurnaan
Ilahi, sebagai ungkapan dari batin
yang terdalam. Perempuan kita
menghadirkan Tuhan di dekat kita.
Dan Tuhan akan mengekspresikan
kekuatan internal bahwa manusia
ada dalam jangkauan-Nya.
Kesenangan seksual pada hakikatnya
adalah momen terbesar yang
intensif yaitu saat ruh kita dan Ilahi
menyatu dalam manifestasi fisik.
Pengetahuan tentang seks yang
magis ini dalam sejarah telah
diajarkan secara rahasia di kuil-kuil
ibadah. Seks oleh sebab itu
merupakan sebuah seni yang
menekankan pentingnya eksistensi
subjek, dan yang harus ditangani
secara serius agar tercapai
kesempurnaan. Sangat disayangkan
bila seks hanya dimaknai secara fisik
biologis belaka. Bila ini terjadi, kita
hanya menjadi pesenam seks. Seks
sejati adalah memasukkan kepekaan
batin untuk saling merangsang
pintu-pintu energi supranatural.
Untuk melakukan seks yang
bermutu tersebut, kita harus
mengubah cara kita berpikir dan
merasa. Manusia modern, dan
khususnya yang tinggal di Barat,
perlu memodifikasi struktur
pemikirannya dan perasaan untuk
masuk ke dalam dunia batin, di
mana terletak hakikat pengetahuan
dan pengalaman langsung untuk
bermesraan dengan Ilahi.
Pengalaman langsung tidak
memerlukan evaluasi, atau
argumen, tidak memihak, tetapi
integrasi sistem ruhani kita. Ide yang
absurd bila hubungan seksual hanya
linier, di mana masing-masing
pasangan mencari sesuatu yang
disebut ORGASME. Tapi yang perlu
diingat bahwa sesungguhnya
momen kegembiraan terbesar
dalam pengalaman seks adalah
mencapai yang tidak terbatas, dan
yang tidak bisa dimaknai oleh kata-
kata. Inilah kenikmatan seksual
sesungguhnya. Ecstase adalah
pengalaman berkomunikasi dengan
sesuatu yang mistis dalam satu
waktu. Seks dan Ekstase adalah dua
sisi dari hal yang sama. Energi yang
diproduksi ekstasi seksual adalah
sama dengan energi yang yang
mengarah pada ekstase mistik.
Di atas telah disinggung bahwa
energi seksual adalah gambar
kesempurnaan kita, sebagai
manusia yang dalam tradisi mistik
Kabbalah disebut “Adam Kadmon.”
Sehingga sangat bijaksana bila kita
tidak membuang percuma energi
seksual, dan memaknai seks sebagai
bentuk kendaraan batin menuju ke
yang lebih tinggi hingga tumbuh
kesadaran dari dalam tubuh bagian
dalam (batin dan ruh kita).
Setelah mengetahui dan memasuki
tubuh batin ini, seorang yang
bermain seks akan memasuki
dimensi universal kehidupan umat
manusia secara keseluruhan yang
sama sekali tak dikenal sebelumnya.
Namun kristalisasi manusia baru ini
adalah semua ciptaan, ciptaan yang
menyerupai pembentukan alam
semesta, karena kita adalah alam
semesta.
Pengalaman seksualitas sebagai
penggabungan ruh menjadi satu
ruh dengan pasangan kita
memungkinkan kita untuk
bergabung dengan “batin” / rasa
pangrasa Tuhan. Yang Maha Batin.
Kita akan terbang menuju alam
keabadian. Kuncinya adalah tidak
hanya menyalurkan energi ke
dalam, tetapi membutuhkan kondisi
yang berbeda dari pikiran sehari-
hari. Jadi kita bicara tentang
perubahan memaknai kembali
pikiran dan perasaan.
Hal ini juga mensyaratkan bahwa
kita mengasihi dengan pasangan,
karena seks bukan senam seksual.
Dalam khasanah Yoga, hubungan
seks berarti kita sedang bekerja
sama dengan “ular suci dan Ibu
Kundalini”, yang bersemayam di
dalam tulang ekor, cakra dasar,
sehingga kita merasakan panggilan
dari Yang Maha Mutlak untuk
manunggaling Kawulo lan Gusti.
Jadi kita perlu menekankan bahwa
seks tidaklah melepas energi seksual
secara gegabah. Seks bukanlah
hanya memasukkan alat kelamin ke
pasangan sebagaimana pandangan
orang Barat yang tidak meyakini
adanya ruh dan tidak yakin adanya
Tuhan. Jadi tidak salah bila disebut
bahwa orang Barat sebenarnya tidak
mengetahui apa hakikat orgasme.
Yang mereka ketahui hanyalah
perasaan menyenangkan pasca-
orgasme.
Sementara bagi orang Timur seperti
kita yang percaya bahwa ada
sesuatu yang lebih mulia, orgasme
dan pengalaman ekstasi adalah
sama. Seorang pria merasa lega
yang dihasilkan ketika energi yang
diblokir kemudian dilepaskan. Setiap
energi yang diblokir itu dilepaskan
yang memproduksi kesenangan,
dan oleh karena itu diterima dengan
sukarela, tetapi di sini kita berusaha
untuk masuk lebih dalam, untuk itu
akar persatuan dengan-Nya, di
mana kita bisa berbagi perasaan
ekstasi dengan-Nya.
Maka tidak salah bila dikatakan
bahwa seks tidak boleh hanya
dimaknai sebagai berejakulasi, atau
mempertahankan air mani, tetapi
yang lebih penting adalah sikap
internal (batin) yang memungkinkan
kita menggabungkan dengan semua
unsur di alam semesta.. Mengubah
air mani menjadi energi kreatif,
menghaluskan, memperkokoh
tulang belakang, mengisi aura
dengan percikan bunga api Ilahi
untuk memulai proses penciptaan
alam semesta. Pengaturan seks
yang sesuai dengan ajaran agama
ini membawa kita untuk
mengkristalkan tubuh astral agar
bercahaya.
Tubuh astral ada atas, tengah, dan
bawah. Badan-badan ini sudah
merupakan desain kodrat energi
seksual pada diri manusia. Ketika alat
kelamin terbangun maka kita telah
memulai regenerasi dan
pembentukan badan-badan astral
ini. Dalam sebuah tindakan seksual,
masing-masing mitra gaib ini
menjadi magnet. Pleksus adalah
beban yang kemudian akan
meningkatkan pertukaran sentuhan.
Penting mencapai eksitasi agar kita
mampu menghaluskan jiwa dan
membuka pikiran ke kuasa ruh Ilahi
sehingga Dia mulai mengisi energi
batin pada masing-masing
pasangan.
Pembukaan emosional akan
menempatkan hubungan seks yang
menggairahkan. Ini adalah pintu
gerbang ke alam surga. Perasaan ini
adalah makanan ruhani dan
kebutuhan jiwa yang akan menjadi
energi terbesar menghadapi hidup
di alam nyata. Seseorang harus
mencapai orgasme saat melakukan
hubungan seksual tak kenal lelah
dengan didahului dengan
rangsangan refleks belaian, penuh
kasih dan lembut.
Pemeliharalah hal ini dan singkirkan
pikiran seks yang seperti hewan.
Pertahankan seks sebagai hal yang
murni spiritualitas, seolah-olah
tindakan seks itu adalah upacara
keagamaan yang sejati. Di saat
memasukkan penis dia harus
menjaga agar si perempuan
mengalami rasa batin yang tertinggi,
penuh kegembiraan hingga batin
terasa kejang. Namun jangan
langsung ejakulasi. Tahan dulu
dengan sabar dan ikhlas.
Dengan cara ini kita semakin ingin
membelai pasangan. Ini dapat
diulangi sebanyak yang Anda
inginkan tanpa pernah terjadi
kelelahan, karena pasangan adalah
kunci ajaib untuk diremajakan setiap
hari, menjaga tubuh tetap sehat dan
agar mampu memperpanjang
hidup, karena itu adalah sumber
kesehatan dengan magnetisasi
konstan.
Inilah pengetahuan tentang seks
yang batiniah; “Seks magis antara
suami dan istri didasarkan pada
unsur potensi seks. Ada hormon
paten atau vitamin yang diperlukan
untuk hidup, tapi benar perasaan
kau dan aku, dan oleh karena itu
pertukaran yang paling baik adalah
adanya pertukaran rasa afektif erotis,
antara pria dan wanita. Campuran
cerdas kerinduan seksual dengan
antusiasme ruhani, datang seolah-
olah oleh sihir, kesadaran magis.
Inilah jalan rahasia yang mengarah
untuk pelepasan ruh.”
Memang seseorang awalnya cukup
kesulitan belajar Seksual Magis
seperti ini. Tidaklah mudah belajar
tentang seks magis. Maka wilayah
yang paling sensitif yang berupa
saraf mengalir dan beberapa
pengaruh bawah sadar, dan sadar
sesungguhnya tergantung pada
suasana jiwa kita. Organ intim yang
berupa “lilin” astral ini benar-benar
bebas dari segala macam
kemunafikan, kefanatikan,
penolakan, dan devaluasi hidup.
Kesimpulannya: “Cinta adalah kunci
yang membuka pintu surga.
Minimalkan kerugian dengan
menganggap seks itu hanya sekedar
rekreasi (hiburan) dan prokreasi
(mendapatkan keturunan). Seks
sesungguhnya adalah kehangatan
energi cinta ilahi yang sempurna
yang mengejawantahkan diri kita
menjadi manusia sejati. Maka, Seks
itu Suci. Yaitu pengelolaan sadar
energi seksual untuk membuka jalur
ruhani menuju ruh alam semesta
dan jalur ruhani bebas hambatan
menuju Ilahi ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar