Sabtu, 17 April 2010

mengenal diri dari serat asmaralaya

Dalam budaya Jawa banyak serat
yang diciptakan oleh nenek moyang
kita. Salah satunya adalah Serat
Asmaralaya. Jika kita mempelajari
serat Asmaralaya tersebut, maka
kita akan mengetahui dunung kita
pribadi.
Dalam sebuah hadist di ajaran Islam
disebutkan “Barangsiapa yang
mengetahui dirinya sendiri, maka ia
akan tahu Tuhannya ”. Nah, kalau
Anda ingin mengetahui diri Anda
pribadi, tidak ada salahnya belajar
pada Serat Asmaralaya. Serat
Asmaralaya tersebut antara lain
berbunyi:
Ana wiku medhar ananing hyang
agung
kang nglimputi dhiri
wayangan nya dumumung neng
netranira
bunder nguwung lir sunaring surya
nrawung
aran nur muhammad
weneh muwus jatining kang
murbeng idhup
yaiku pramana
kang misesa ing sakalir
dumuning neng utyaka guruloka
iya iku tembung arab baitul makmur
Ada Orang Bijak menjelaskan
adanya Hyang Agung
Yang menyelimuti diri
Gambarannya ada pada Matamu
sendiri
Bentuknya bundar memancarkan
sinar surya yang menerawang
Yang dijuluki Nur Muhammad
Memberikan kesejatian dalam hidup
Yaitu pramana
Yang menguasai segalanya
Letaknya ada di guruloka
Yaitu bahasa Arabnya baitul
makmur
Tandane kang nyata
aneng gebyaring pangeksi
lwih waspada wruh gumlaring alam
donya
mung pramana kang bisa nuntun
marang swarga
ana rupa kadya rupanta priyangga
kang akonus saking kamungsangta
wus
saplak nora siwah
amung mawa caya putih
yaiku aran mayangga seta
Tandanya yang nyata
Ada dalam gebyar angan-angan
Lebih waspada tahu gumelarnya
alam dunia
Hanya pramana yang bisa
menuntun ke Surga
Ada bentuk rupa seperti rupa orang
Yang mengaku dari prasangka
Yang tidak berbeda satu dengan
lainnya
Hanya lewat cahaya putih
Yang disebut Mayangga Seta
ana cahya seta prapta geng sabda
iya iku nur muhammad kang
satuhu
cahya maya maya
jumeneng munggwing unggyaning
tuntung driya anartani triloka
baitul makmur baitul mukharam
tetelu
ing baitul muqadas
Ada cahaya putih seperti SabdaNya
Iya itu Nur Muhammad yang sejati
Cahaya maya-maya (samar-samar)
Terletak umpama tingkatan
Dalam indera yang disebut triloka
(tiga tempat)
Baitul makmur baitul mukharam
ketiga
Di baitul muqadas
sumanar prapteng pangeksi
liyepena katon ponang cahya maya
anarawung warna warna wor
dumunung
nuksmeng cahya kang sajati
ingkang padhang gumilang tanpa
wayangan
langgeng nguwung angebeki
buwana gung
mulih purwanira
Bersinar tanpa henti
Gambarannya tampak mirip cahaya
maya
Berbaur warna-warna yang ada
Dengan cahaya yang sejati
Yang terang benderan tanpa
halangan
Langgeng memenuhi buwana yang
agung
Terhadap dirimu
duk durung tumurun maring
ngarcapada awarna warana raga
cahyanipun gumilang gilang
nelawung
tanpa wewayangan
nelahi sesining bumi
gya tumurun dadya manungsa
Ketika belum turun
Ke alam dunia berbentuk raga
Cahayanya penuh gebyar
Tanpa halangan
Memenuhi seisi bumi
Akhirnya segera turun menjadi
manusia
marma temtu yen prapta antareng
layu
ana cahya prapta
gumilang pindhah angganing
tirta munggwing ron lumbu amaya
maya
dyan puniku ciptanen dadya
sawujud
lawan sabdanira
kang sinedyan samadyaning
ngen ngenta yekti waluya sampurna
mulya wangsul mring salira
numuhun
Tentu saja ketika sudah waktunya
Ada cahaya
Bersinar berpindah warna
Air seperti berbentuk samar-samar
Yaitu cipta yang menjadi satu wujud
Dengan sabda mu sendiri
Yang langsung terjadi
Yang diangan-angankan pasti terjadi
sempurna
Mulia kembali pada dirimu sendiri
sabda gaib babar
bali angebaki bumi
tribuwana kebak bangkit megat
nyawa
Sabda gaib kembali digelar
Kembali memenuhi bumi
Tribuwana penuh bangkit
memisahkan nyawa
Serat asmalaya adalah salah satu
serat Jawa yang berbentuk suluk
atau piwulang, berisikan ajaran suci
berdasarkan ajaran Islam yang
dipadukan dengan ajaran kejawen.
Lebih dari itu, serat ini adalah hasil
pemikiran dan perenungan nenek
moyang kita. Serat ini penuh
dengan pesan moral yang
bernafaskan Islam. Ajaran yang
terkandung dalam serat ini erat
kaitannya dengan perbuatan dan
kelakuan yang merupakan cerminan
budi pekerti manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar